Dalam hal SDM Indah Kiat memang luar biasa. Dari ribuan pekerjanya, nyaris semuanya memiliki tingkat keahlian dan kemahiran yang sama. Coba saja kau tengok setiap kali terjadi permasalahan di tempat kerja, baik besar atau kecil, solusinya mirip dan erbukti cukup efektif. Ini bukan masalah seberapa tinggi tingkat pendidikan pekerjanya. Tidak ada hubungannya sama sekali. Tetapi tempaan keras pengalaman, belajar dari berbagai keadaan untuk mencari solusi yang ideal.
Ilustrasi berikut memberikan gambaran yang sangat jelas mengenai hal tersebut.
Seorang kawan bercerita, bebeapa waktu yang lalu sebuah truk pengangkut kayu, yang entah bagaimana caranya menghantam tiang kabel listrik di daerah logyard. Tiang tersebut tumbang, menyeret kabel di atasnya, menyebabkan trip di sekitar lokasi tersebut.
Seperti biasa, setelah permasalahan diatasi, pengusutan dilakukan oleh manajemen. Yang pertama kali ditanyai, ya jelas, supir truk pengangkut kayu penyebab semua hal yang menyebabkan permasalahan terjadi.
Supir truk dan perusahaannya (kontraktor) dengan tegas menyangkal semua tuduhan. Bukan salah dia akan semua keriuhan ini. Dia hanya menyupir truk, titik. Kenapa tiang listrik musti ada di sana saat dia hendak lewat? Karena tidak bisa dihindarinya, dengan terpaksa tiang itu tertabrak.
Penyelidikan diteruskan dengan mencari keterangan kepada seksi pemilik lokasi, dalam hal ini penanggung jawab area tersebut. Dengan gesit dia berkelit, bahwa itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyuplai listrik, yaitu Power. Tentu saja Power juga mengelak, karena mereka hanya menyediakan arus listrik saja, tentang bagaimana caranya listrik bisa sampai ke pemakai, itu sama sekali bukan urusan mereka. Dalam hal ini, kata mereka, itu merupakan tanggung jawab seksi elektrik.
Penananggung jawab wilayah tersebut untuk masalah elektrik dimintai kererangannya. Katanya, dulu daerah tersebut adalah semak belukar, jadi sah-sah saja tiangnya ditanam di situ, dulu. Kenapa sekarang belukarnya hilang, sehingga truk bisa lewat di situ dan akhirnya menabrak tiang listrik, dia tidak bisa menjelaskan karena bukan urusannya sama sekali. Kesimpulannya, keberadaan tiang di situ bukan tanggung jawab elektrik. Dengan kata lain, itu adalah tanggung jawab semak belukar yang dulu ada dan sekarang hilang.
Manajemen jelas perlu seseorang untuk disalahkan, dan jelas bukan semak belukar. Apalagi sekarang semak belukarnya sudah hilang sehingga tidak bisa ditanyai lagi. Jadi tuduhan kembali berbalik ke penanggung jawab dari seksi elektrik dan dikenakan penalti berupa SP.
Protes keras penangung jawab elektrik tersebut tidak didengarkan oleh siapapun, apalagi oleh manajemen yang memang dari awalnya dipilih dari yang memiliki pendengaran terbatas. Jadi penalti dan SP tetap berjalan.
Itulah SDM Indah Kiat yang luar biasa. Seorang kawan menyebutnya dengan istilah ITB, ilmu tolak bala. Kawan lain menyebutnya dengan IBB, ilmu buang badan. Seorang kenalan yang sok mengerti bahasa Inggris gaya Amerika menyebutnya dengan "the art of saving your own ass". Pekerja asal negeri Keling yang sudah dipaksa pulang ke negerinya mengatakan hal tersebut dengan "saving your own skin".
Tukul dalam salah satu acaranya menyebutnya dengan SDM, selamatkan diri masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar